Selasa, 27 Oktober 2015

Dampak Kenaikan BBM dan Analisisnya


Dampak Kenaikan BBM bagi Masyarakat


Kenaikkan harga bahan bakar minyak mengakibatkan sejumlah bahan kebutuhan pokok mulai merangkak naik. Di pasar Kotamobagu, sejumlah bahan kebutuhan pokok meroket hingga dua belas ribu rupiah perkilogramnya. Kenaikan tertinggi terjadi pada komoditi bawang merah dan cabe.
Sejumlah kebutuhan akan bahan pokok di pasar tradisional KJotamobagu, terus mengalami kenaikan pasca kenaikan harga BBM Sabtu (28/3/2015).
Seperti yang terjadi di pasar tradisional Serasi  Kotamobagu  misalnya, sejak adanya penetapan kenaikan harga BBM oleh pemerintah, mengakibatkan harga kebutuhan bahan pokok terus merangkak naik hingga mencapai dua belas ribu rupiah perkilogramnya.
Kenaikan  harga bahan pokok tertinggi terjadi pada harga bawang merah dan cabe rawit. Bawang merah yang sebelumnya dijual dengan harga Rp 20 ribu perkilogram,  kini dijual dengan harga Rp 30 ribu perkilogram. Demikian pula  dengan cabe rawit dari Rp 18 ribu perkilogram kini menjadi Rp 30 ribu perkilogram.
“ Ini karena dampak kenaikan harga BMM. Tentu biaya transportasi ikut naik,” kataMariam Talaa pedagang pasar Serasi.
Kenaikan harga tersebut, selain dipicuh kurangnya stok dari tingkat agen, juga disebabkan naiknya biaya transportasi pasca kenaikan harga BBM. Akibat kenaikan tersebut, sejumlah pedagang mengaku merugi karena sepinya pembeli.
Kenaikan harga juga terjadi pada sejumlah sayur mayur yang rata-rata mengalami kenaikan 500 hingga 1000 rupiah perkilogramnya.
Namun meski demikian, harga telur dan beras mengalami penurunan harga. Yang sebelumnya telur dijual Rp 1.600 perbutir, kini turun menjadi Rp 1.300 perbutir. Beras dengan kualitas medium sebelumnya dijual Rp 11.500 perkilogram, kini di jual dengan harga Rp 9.000 perkilogramnya.
Para pedagang mengaku anjloknya harga telur dan beras seiring datangnya musim panen raya. Sementara permintaan konsumen menurun pasca terjadinya kenaikan harga beberapa waktu lalu.
para pedagang memperkirakan kenaikan harga sejumlah bahan kebutuhan pokok yang telah mengalami kenaikan akan terus terjadi  seiring menjelang datangnya bulan suci ramadhan.
Menurut pendapat saya, dampak kenaikan bbm ini membuat sejumlah masyarakat yang sebagai konsumen mengalami kesusahan dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangan karena banyaknya rakyat Indonesia yang mempunyai penghasilan yang tidak sesuai dengan taraf hidup mereka untuk mencukupi kebutuhan, solusi yang baik dalam hal ini yaitu sebaiknya pemerintah tidak menaikan harga BBM untuk meningkatkan pendapatan Negara, karena dampaknya terlalu besar ke masyarakat menengah kebawah, seharusnya mengharuskan bagi masyarakat menengah keatas yang mempunyai penghasilan besar dan mempunyai mewah membeli BBM non subsidi, sehingga tidak akan merugikan masyarakat menengah kebawah, dan sebaiknya ini juga merupakan kesadaran bagi setiap masyarakat yang mempunyai penghasilan besar agar tidak menggunakan BBM bersubsidi. Begitupun halnya pendapat saya didukung oleh tulisan ‘http://www.binasyifa.com/879/01/26/solusi-menghadapi-kenaikan-harga-bbm.htm’ yang mengatakan “...Subsidi ditujukan buat membantu meringankan masyakat tak mampu agar mereka bisa memenuhi kebutuhan BBM. Melalui subsidi BBM ini, perusahaan minyak milik negara Pertamina membuat premium, sebagai BBM bersubsidi, dijual dengan harga nan terjangkau bagi masyarakat menengah ke bawah. Sementara pertamax, sebagai BBM dengan harga nan lebih mahal, dengan tujuan pasar kalangan menengah ke atas.”

Ref : http://totabuan.co/2015/03/dampak-kenaikan-bbm-harga-sembako-di-pasar-kotamobagu-mulai-naik/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar