Dampak Kenaikan BBM bagi Masyarakat
Kenaikkan
harga bahan bakar minyak mengakibatkan sejumlah bahan kebutuhan pokok mulai
merangkak naik. Di pasar Kotamobagu, sejumlah bahan kebutuhan pokok meroket
hingga dua belas ribu rupiah perkilogramnya. Kenaikan tertinggi terjadi
pada komoditi bawang merah dan cabe.
Sejumlah kebutuhan akan bahan pokok di pasar
tradisional KJotamobagu, terus mengalami kenaikan pasca kenaikan harga BBM
Sabtu (28/3/2015).
Seperti yang terjadi di pasar tradisional Serasi
Kotamobagu misalnya, sejak adanya penetapan kenaikan harga BBM oleh
pemerintah, mengakibatkan harga kebutuhan bahan pokok terus merangkak naik
hingga mencapai dua belas ribu rupiah perkilogramnya.
Kenaikan harga bahan pokok tertinggi terjadi
pada harga bawang merah dan cabe rawit. Bawang merah yang sebelumnya dijual
dengan harga Rp 20 ribu perkilogram, kini dijual dengan harga Rp 30 ribu
perkilogram. Demikian pula dengan cabe rawit dari Rp 18 ribu perkilogram
kini menjadi Rp 30 ribu perkilogram.
“ Ini karena dampak kenaikan harga BMM. Tentu biaya transportasi
ikut naik,” kataMariam Talaa pedagang pasar Serasi.
Kenaikan harga tersebut, selain dipicuh kurangnya stok
dari tingkat agen, juga disebabkan naiknya biaya transportasi pasca kenaikan
harga BBM. Akibat kenaikan tersebut, sejumlah pedagang mengaku merugi karena
sepinya pembeli.
Kenaikan harga juga terjadi pada sejumlah sayur mayur
yang rata-rata mengalami kenaikan 500 hingga 1000 rupiah perkilogramnya.
Namun meski demikian, harga telur dan beras mengalami
penurunan harga. Yang sebelumnya telur dijual Rp 1.600 perbutir, kini turun
menjadi Rp 1.300 perbutir. Beras dengan kualitas medium sebelumnya dijual Rp
11.500 perkilogram, kini di jual dengan harga Rp 9.000 perkilogramnya.
Para pedagang mengaku anjloknya harga telur dan beras
seiring datangnya musim panen raya. Sementara permintaan konsumen menurun
pasca terjadinya kenaikan harga beberapa waktu lalu.
para pedagang memperkirakan kenaikan harga sejumlah
bahan kebutuhan pokok yang telah mengalami kenaikan akan terus terjadi
seiring menjelang datangnya bulan suci ramadhan.
Menurut pendapat saya, dampak kenaikan bbm ini membuat
sejumlah masyarakat yang sebagai konsumen mengalami kesusahan dan kesulitan
dalam memenuhi kebutuhan pangan karena banyaknya rakyat Indonesia yang
mempunyai penghasilan yang tidak sesuai dengan taraf hidup mereka untuk
mencukupi kebutuhan, solusi yang baik dalam hal ini yaitu sebaiknya pemerintah
tidak menaikan harga BBM untuk meningkatkan pendapatan Negara, karena dampaknya
terlalu besar ke masyarakat menengah kebawah, seharusnya mengharuskan bagi
masyarakat menengah keatas yang mempunyai penghasilan besar dan mempunyai mewah
membeli BBM non subsidi, sehingga tidak akan merugikan masyarakat menengah
kebawah, dan sebaiknya ini juga merupakan kesadaran bagi setiap masyarakat yang
mempunyai penghasilan besar agar tidak menggunakan BBM bersubsidi. Begitupun
halnya pendapat saya didukung oleh tulisan ‘http://www.binasyifa.com/879/01/26/solusi-menghadapi-kenaikan-harga-bbm.htm’
yang mengatakan “...Subsidi
ditujukan buat membantu meringankan masyakat tak mampu agar mereka bisa
memenuhi kebutuhan BBM. Melalui subsidi BBM ini, perusahaan minyak milik negara
Pertamina membuat premium, sebagai BBM bersubsidi, dijual dengan harga nan
terjangkau bagi masyarakat menengah ke bawah. Sementara pertamax, sebagai BBM
dengan harga nan lebih mahal, dengan tujuan pasar kalangan menengah ke atas.”
Ref : http://totabuan.co/2015/03/dampak-kenaikan-bbm-harga-sembako-di-pasar-kotamobagu-mulai-naik/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar